Sunday, January 1, 2017

KEARIFAN LOKAL BUDAYA BETAWI

                Betawi merupakan suku yang berasal dari Ibu Kota negara Indonesia, akan tetapi teritorial Betawi tidak hanya di Jakarta melainkan Bekasi, Tangerang, Depok, Bogor, Cikarang dan Karawang. Sebab dari itu berbagai macam perbedaan gaya dan lakon Masyarakat Betawi di setiap daerah berbeda-beda.
Betawi merupakan suku atas akulturasi beberapa bangsa seperti Cina, Arab dan Portugis, oleh karena dengan adanya perpaduan budaya bangsa tersebut diterima dan dilakukan secara terus menerus oleh primbumi dengan perpaduan setiap bangsa tersebut, Maka dari itu muncullah sebuah ciri khas Masyarakat Betawi atas akulturasi tersebut.
Berbagai macam kearifan lokal Masyarakat Betawi di setiap daerah memilki ketaatan masing – masing, akan tetapi perbedaan antara itu tidak membuat kesatuan Betawi hancur dan hilang justru menjadi sebuah keindahan, persatuan, kekeluargaan, dll antar sesama Masyarakat Betawi.
Muhammad Husni Thamrin seorang pejuang dari tanah Betawi yang berhasil mempersatukan pemuda Betawi dan mentanda tangani peristiwa sumpah pemuda kala itu. Perjuangan beliau merupakan sebuah bukti kekuatan, kekeluargaan, kehormatan Masyakat Betawi menjadi sebuah percontohan bagi pejuang dan penerus bangsa ini.
Masyarakat Betawi yang terkenal dengan kegigihannya menuntut ilmu agama hingga sampai negeri Arab sana. Menjadikan Masyakat Betawi penyebar syiar islam, bahkan orang betawi ialah harus islam karena islam dan betawi merupakan satu kesatuan bagaikan darah dan urat yang tidak boleh di tinggalkan sampai kapanpun.
Masyarakat Betawi yang terkenal juga kekuatannya dalam ilmu beladiri, menjadikan sebuah ciri khas Masyarakat Betawi, tokoh Pitung merupakan teladan bagi Masyarakat Betawi dalam menekunin bidang ilmu beladiri, akan tetapi ilmu beladiri dilengkapi kepandaian dalam mengaji merupakan sebuah kelengkapan pasangan yang terus di jaga oleh penerus bangsa Betawi khususnya.
Beladiri dan Islam merupakan sebuah perbedaan yang sangat amat jauh, oleh karenanya kedua hal itu adalah sebagai bentuk pondasi kecintaan kita terhadap Betawi, akan tetapi pada era Betawi zaman ini Masyakarat harus mengerti dalam bidang apapun agar terpihakan untuk betawi dan islam menjadi milik kita bersama.
Menurut sejarah bahwa asal muasal Betawi berasal dari kemenangan Kerajaan Fatahillah merebut kekuasaan Bangsa Portugis di daerah sunda kelapa atas kemenangan itu Kerajaan Fatahillah menamakan Batavia dan dilanjutkan perjuagan dari sejarah kerajaan Tarumanegara yang memiliki jejak sejarah Betawi di Sunda kelapa dan meyebar luas sekitarnya.
Sunda kelapa terletak di Jakarta, maka dari itu Masyarakat Betawi lebih mendominasi di daerah Jakarta bebeda di daerah sekitaran Jakarta. Perubahan faktor sosial banyak terjadi di Jakarta dengan sentuhan khas Masyarakat  asli Jakarta yaitu Betawi. Akan tetapi arus globilasasi yang terjadi era 2000-an yang banyak merubah tingkah laku atau faktor social Masyarakat Betawi khususnya yang berada di Jakarta.

Jakarta merupakan barometer Indonesia, segala sesuatu akan terjadi di Jakarta dari masalah politik, pemerintahan, perekonomian, dll. Pertarungan arus globilasasi yang dialami saat ini merupakan sebuah pertarungan pelestarian keaslian bangsa Indonesia khususnya DKI Jakarta yaitu Betawi. Jutaan manusia berdatangan ke Jakarta mengadu nasib dengan pertarungan arus globilasisai.
Lahirnya Perda No. 4 Tahun 2015 dan Pergub DKI Jakarta tentang pelestarian Budaya Betawi adalah bentuk kebanggaan Masyarakat Betawi sebagai tanda penghormatan kepada budaya betawi yang telah di lestarikan oleh orang tua dan sebagai bentuk legal budaya yang harus dilestarikan untuk semua Masyarakat yang berada di Jakarta demi terciptanya kekuatan budaya.
Kearifan lokal Di Jakarta yang sudah banyak terpinggirkan dengan masuknya budaya dari luar Indonesia yang mudah mempengaruhi penurus bangsa ini. Kekuatan dasar bangsa dan sebagai ciri khas setiap bangsa adalah menjaga kearifan lokal yang tidak boleh di lengserkan. Jakarta merupakan pusat munculnya dan mudahnya masuk budaya luar.
Gejala sosial yang terjadi di Jakarta sangat terasa dampaknya bagi Masyarakat asli Betawi di Jakarta khususnya. Pelestarian kebudayaan Betawi harus tetap di lestarikan walaupun pertarungan zaman bukanlah melawan secara fisik melainkan melawan dengan keaktifan, kecerdesan, paham teknologi dll dengan merawat tradisi budaya betawi dan merespon medodernisasi yang tidak boleh diabaikan.