Betawi
merupakan suku yang berasal dari Ibu Kota negara Indonesia, akan tetapi
teritorial Betawi tidak hanya di Jakarta melainkan Bekasi, Tangerang, Depok,
Bogor, Cikarang dan Karawang. Sebab dari itu berbagai macam perbedaan gaya dan
lakon Masyarakat Betawi di setiap daerah berbeda-beda.
Betawi
merupakan suku atas akulturasi beberapa bangsa seperti Cina, Arab dan Portugis,
oleh karena dengan adanya perpaduan budaya bangsa tersebut diterima dan
dilakukan secara terus menerus oleh primbumi dengan perpaduan setiap bangsa
tersebut, Maka dari itu muncullah sebuah ciri khas Masyarakat Betawi atas
akulturasi tersebut.
Berbagai
macam kearifan lokal Masyarakat Betawi di setiap daerah memilki ketaatan masing
– masing, akan tetapi perbedaan antara itu tidak membuat kesatuan Betawi hancur
dan hilang justru menjadi sebuah keindahan, persatuan, kekeluargaan, dll antar
sesama Masyarakat Betawi.
Muhammad
Husni Thamrin seorang pejuang dari tanah Betawi yang berhasil mempersatukan
pemuda Betawi dan mentanda tangani peristiwa sumpah pemuda kala itu. Perjuangan
beliau merupakan sebuah bukti kekuatan, kekeluargaan, kehormatan Masyakat
Betawi menjadi sebuah percontohan bagi pejuang dan penerus bangsa ini.
Masyarakat
Betawi yang terkenal dengan kegigihannya menuntut ilmu agama hingga sampai
negeri Arab sana. Menjadikan Masyakat Betawi penyebar syiar islam, bahkan orang
betawi ialah harus islam karena islam dan betawi merupakan satu kesatuan
bagaikan darah dan urat yang tidak boleh di tinggalkan sampai kapanpun.
Masyarakat
Betawi yang terkenal juga kekuatannya dalam ilmu beladiri, menjadikan sebuah
ciri khas Masyarakat Betawi, tokoh Pitung merupakan teladan bagi Masyarakat
Betawi dalam menekunin bidang ilmu beladiri, akan tetapi ilmu beladiri dilengkapi
kepandaian dalam mengaji merupakan sebuah kelengkapan pasangan yang terus di
jaga oleh penerus bangsa Betawi khususnya.
Beladiri
dan Islam merupakan sebuah perbedaan yang sangat amat jauh, oleh karenanya
kedua hal itu adalah sebagai bentuk pondasi kecintaan kita terhadap Betawi,
akan tetapi pada era Betawi zaman ini Masyakarat harus mengerti dalam bidang
apapun agar terpihakan untuk betawi dan islam menjadi milik kita bersama.
Menurut sejarah bahwa asal muasal Betawi berasal dari
kemenangan Kerajaan Fatahillah merebut kekuasaan Bangsa Portugis di daerah
sunda kelapa atas kemenangan itu Kerajaan Fatahillah menamakan Batavia dan
dilanjutkan perjuagan dari sejarah kerajaan Tarumanegara yang memiliki jejak
sejarah Betawi di Sunda kelapa dan meyebar luas sekitarnya.
Sunda kelapa terletak di Jakarta, maka dari itu
Masyarakat Betawi lebih mendominasi di daerah Jakarta bebeda di daerah
sekitaran Jakarta. Perubahan faktor sosial banyak terjadi di Jakarta dengan
sentuhan khas Masyarakat asli Jakarta
yaitu Betawi. Akan tetapi arus globilasasi yang terjadi era 2000-an yang banyak
merubah tingkah laku atau faktor social Masyarakat Betawi khususnya yang berada
di Jakarta.
Jakarta merupakan barometer Indonesia, segala sesuatu
akan terjadi di Jakarta dari masalah politik, pemerintahan, perekonomian, dll.
Pertarungan arus globilasasi yang dialami saat ini merupakan sebuah pertarungan
pelestarian keaslian bangsa Indonesia khususnya DKI Jakarta yaitu Betawi.
Jutaan manusia berdatangan ke Jakarta mengadu nasib dengan pertarungan arus
globilasisai.
Lahirnya Perda No. 4 Tahun 2015 dan Pergub DKI Jakarta
tentang pelestarian Budaya Betawi adalah bentuk kebanggaan Masyarakat Betawi
sebagai tanda penghormatan kepada budaya betawi yang telah di lestarikan oleh
orang tua dan sebagai bentuk legal budaya yang harus dilestarikan untuk semua
Masyarakat yang berada di Jakarta demi terciptanya kekuatan budaya.
Kearifan lokal Di Jakarta yang sudah banyak
terpinggirkan dengan masuknya budaya dari luar Indonesia yang mudah
mempengaruhi penurus bangsa ini. Kekuatan dasar bangsa dan sebagai ciri khas
setiap bangsa adalah menjaga kearifan lokal yang tidak boleh di lengserkan.
Jakarta merupakan pusat munculnya dan mudahnya masuk budaya luar.
Gejala sosial yang terjadi di Jakarta sangat terasa
dampaknya bagi Masyarakat asli Betawi di Jakarta khususnya. Pelestarian
kebudayaan Betawi harus tetap di lestarikan walaupun pertarungan zaman bukanlah
melawan secara fisik melainkan melawan dengan keaktifan, kecerdesan, paham
teknologi dll dengan merawat tradisi budaya betawi dan merespon medodernisasi
yang tidak boleh diabaikan.
No comments:
Post a Comment