Saturday, March 11, 2017

Islam dan Betawi


Tulisan ini adalah sebuah coretan iseng yang dilakukan oleh penulis, jika ada yang kurang pas dihati pembaca bisa kita sharing demi lebih baiknya tulisan ini. selamat membaca.



            Islam adalah agama yang diturunkan Allah SWT  kepada Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh manusia hingga akhir zaman. Secara harfiah islam berarti damai, maka dari itu islam merupakan agama yang mengedepankan kedamaian atau kebaikan bersama karena islam merupakan agama yang rahmatan lil-alamin yang berarti selalu memberikan kepada seluruh yang ada di bumi ini.
            Hadirnya islam di dunia ini sudah terjadi sebelum adanya manusia di bumi ini yaitu Nabi Adam AS, bentuk ketaatan beliau kepada Allah SWT merupakan wujud yang perlu di imani oleh umat islam tanpa di ubah dengan logika. Akan tetapi hadirnya Nabi Muhammad SAW di muka bumi ini sebagai akhir nabi dari 25 nabi yang dipercaya oleh umat islam tidak ada lagi nabi setelah Nabi Muhammad SAW.
            Hadirnya Nabi Muhammad SAW untuk menyempurnakan akhlak yang terjadi dimuka bumi ini melalui wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT kepada malaikat Jibril untuk disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an merupakan kitab suci umat islam diseluruh dunia dan pedoman hidup umat islam hingga akhir zaman.
            Perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam meluaskan ekspansi besar-besaran untuk memperluas wilayah Daarul Islam sangat menarik perhatian cendikiawan muslim demi mengetahui secara eksplisit efek positif yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Pelabaran wilayah islam merupakan masa kejayaan umat islam yang lalu di teruskan oleh Khulafa ur Rasyidun, Bani Umayah, Bani Abbasiyah dan tiga kerajaan besar islam.
            Penyebaran agama islam yang dipelopori oleh Nabi Muhammad SAW dan diteruskan oleh pengikutnya dan umatnya sukses hingga mendapat tempat di setiap negara seluruh dunia diantaranya wilayah Asia Tengah, Asia Timur dan Afrika Utara. Perjuangan yang terus diperjuangkan dengan sejarah yang berhasil merubah kehidupan di dunia ini.
            Wilayah Asia Tenggara salah satunya Indonesia yang menjadi negara dengan umat islam terbesar di dunia mengalahkan wilayah Jazirah Arab. Ada 3 Teori yang menentukan masuknya islam di Indonesia akan tetapi dari semua teori tersebut masuknya islam di Indonesia melalui jalur perdagangan, karena jalur perdagangan adalah jalur yang sangat disenangkan oleh budaya arab yang senang berdagang.
            Hasil dari jalur perdagangan, pedagang yang datang dari arab melakukan perkawinan dengan masyarakat pribumi Indonesia dan melakukan islamisasi terhadap masyarakat pribumi yang dilakukan terus menerus, maka dari itu budaya islam di Indonesia tidak akan lepas dari budaya islam yang ada di wilayah Jazirah Arab maka dari itu budaya arab dan budaya Indonesia banyak mengalami akulturasi.
Betawi merupakan budaya hasil akulturasi dari berbagai budaya salah satunya budaya arab. Betawi dengan islam sangatlah erat hubungannya bagaikan darah dan nadi yang tidak bisa dilepaskan. Islam dan Betawi banyak meberikan sebuah nuansa kehidupan yang dapat merubah cara kehidupan umat islam terutama warga Batavia.
Betawi bukan berasal dari bahasa Arab. Namun, Betawi dalam pengertian Jakarta, memang terkait dengan Islam secara historis. Dulu, ketika pelabuhan Sunda Kelapa dijajah oleh Portugis, ada seorang ulama yang sadar dan mewarisi kepemimpinan Rasulullah SAW di bidang militer dan pemerintahan. Namanya Fatahillah. Ia mengumpulkan dan melatih pemuda-pemuda Islam di Cirebon.
Setelah itu, mereka ke Sunda Kelapa dan menyerang penjajah Portugis. Melalui perjuangan dengan penuh kesungguhan penjajah Portugis kalah. Setelah Sunda Kelapa berhasil direbut, didirikanlah sebuah kota yang namanya berasal dari Al-Qur’an. Umat Islam lah yang merebut Jakarta dengan darah dan senjata. Fatahillah yang pertama kali mendirikan Jakarta. Waktu itu, Islam sangat berpengaruh hingga meresap ke dalam kebudayaan Jakarta.
            Pangeran Jayakarta adalah putra Ratu Bagus Angke, juga bangsawan asal Banten. Ratu Bagus Angke alias Pangeran Hasanuddin adalah menantu Fatahillah atau Falatehan yang konon menantu Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah, peletak dasar Kesultanan Cirebon dan Banten.
Pangeran Jayakarta mewarisi kekuasaan atas Jayakerta dari Ratu Bagus Angke, yang sebelumnya memperoleh kekuasaan itu dari Fatahillah, yang memutuskan pulang ke Banten (Banten Lama sekarang) setelah berhasil merebut pelabuhan itu dari Kerajaan Pajajaran pada pertengahan Februari 1527.
Pangeran Jayakarta-lah dengan keturunan wali songo (wali sembilan) yang diakui wali-yu-allah dengan melakukan kehidupan sehari-harinya dengan ajaran islam dan kebiasaan pribumi. Perjuangan menebar kebaikan untuk merubah umat islam khusunya di Jakarta tidak hanya berhenti pada Pangeran Jakarta akan tetapi banyaknya masyarakat asli pribumi Jakarta yang menuntut ilmu di Jazirah Arab.
Dengan banyaknya yang belajar kesana dan mempelajari kebudayaan arab maka dapat lebih menyempurnakan peradaban umat islam khususnya di Jakarta dan sekitarnya hingga saat ini sekarang dan juga banyak melakukan perkawinan dengan orang sana. Maka dari itu banyak wajah masyarakat betawi yang keturunan arab.
Peradaban, Ilmu Agama dan Kebudayaan yang banyak dipelajari oleh orang betawi yang belajar ke daerah Jazirah Arab banyak nama anak, cucu masyarakat betawi yang memadukan dengan bahasa arab yang diakui bahwa bahasa arab adalah bahasa Al – Qur’an seperti: Abdullah, Syafi’i, Abdul, Jamilah, Salamah, dll.
Begitu indah kehidupan masyarakat Indonesia yang sudah bertahun – tahun lalu menebarkan bukti keharmonisan dalam bersosilasasi terhadap satu sama lain yang dilengkapi atau dipatenkan melalui adanya Pancasila yang menjadi sumber segala sumber bernegara, bermasyarakat yang baik untuk warga Indonesia dengan tidak menghilangkan nilai-nilai luhur yang lama akan tetapi harus merespon mempersiapkan segala kesiapan menghadapi waktu yang terus berputar.



Oleh : Izhar Syafawy
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas Syariah dan Hukum
Jurusan Hukum Tata Negara